Menikmati Surga Kawasan Wisata Bahari Mandeh

Foto Yurnaldi
×

Menikmati Surga Kawasan Wisata Bahari Mandeh

Bagikan opini

Pemerintah dan masyarakat Sumatera Barat bersyukur, Menteri/Kepala Bappenas, ketika itu Adrinof A Chaniago yang urang awak, bisa meyakinkan Presiden Jokowi, agar mempercepat pembangunan Kawasan Wisata Bahari Terpadu Mandeh. Bahkan, Presiden Jokowi pun sudah datang mengunjungi Mandeh dan melihat keindahan alam yang rancak dengan potensi wisata bahari yang bisa menjadi unggulan Indonesia ke depan.

Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Arief Yahya, dibutuhkan Rp1,5 triliun untuk pembangunan kawasan mandeh. Dan Mandeh bisa mendapat perhatian khusus karena bisa jadi unggulan wisata bahari di Indonesia Barat. Apalagi, jika dibanding berwisata ke Raja Ampat atau Bunaken, atau Bali, jauh lebih murah dan efektif ke Sumatera Barat.

Kementerian Pariwisata menyatakan wilayah Mandeh di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, pertengahan 2017 bakal menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata dengan menonjolkan keindahan wisata bahari.

Ketua Pokja Percepatan 10 Destinasi Prioritas Kemenpar, Hiramsyah Sambudhy Thaib dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (11/6/2016), mengatakan setelah Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menetapkan Mandeh sebagai sentra pariwisata, sekitar 400 hektar lahan di Mandeh akan dibangun pusat amenitas seperti hotel, balai pertemuan (convention hall), restoran, dan sebagainya.

"Kawasan Mandeh yang penuh pesona itu menjadi KEK Pariwisata dan akan menjadi seperti kawasan Nusa Dua, Bali. Dulu, Nusa Dua jauh dari Denpasar, jauh dari keramaian Kuta, dan minim fasilitas publik. Sekarang, Nusa Dua sudah berkelas dunia dan menjadi pusat konvensi," kata Hiramsyah.

kelok

Potensi lain dari kawasan Mandeh. (Foto: http://1.bp.blogspot.com)

Karena itu, sejak setahun terakhir sarana dan prasarana untuk melayani wisatawan, terus dibenahi dan dilengkapi. Membandingkan potensi Kawasan Mandeh dengan kawasan wisata bahari lain di Indonesia seperti Bunaken, Raja Ampat, dan Lombok di Indonesia dan atau Afrika Selatan, banyak keunggulan kawasan yang berjuluk "Sepotong Surga di Kawasan Barat Indonesia" ini.

Contoh kecil, supaya wisatawan bisa menikmati terumbu karang pada kedalam 1-3 meter, perlu pengadaan kapal/perahu yang berlantai kaca. Kemudian, dalam suatu diskusi dengan wartawan senior Kompas Bre Redana, yang sempat saya ajak berkunjung ke Mandeh, tahun 2014 lalu, dia juga memberi masukan/gagasan bagaimana kapal-kapal yang membawa wisatawan mengitari pulau-pulau di Kawasan Mandeh, dilengkapi dengan fasilitas kafe dengan sajian kuliner yang khas Sumatera Barat, seperti sate, nasi randang, nasi goreng patai, kawa daun, teh talua, gulai kapalo ikan, gulai jengkol dan sebagainya. Harga makanan dan minuman, sebaiknya (harus) dicantumkan.

Mimpi-mimpi lain yang perlu disegerakan, dan itu lebih penting, adalah memberi tanda batas, yang boleh dilewati kapal, supaya terumbu karang tidak rusak, baik karena dilanda kapal maupun lego jangkar. Perlu dibuat beberapa tambatan kapal permanen, sehingga nelayan tak buang sauh di kawasan terumbu karang. Harus didesain khusus (berlantai kaca) kapal kecil yang bisa penumpangnya melihat terumbu karang dari atas kapal dan atau mengitari kawasan hutan bakau (mangrove).

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini