Ujian Keimanan dalam Menegakan Kebaikan

Foto Mochammad Nasrudin
×

Ujian Keimanan dalam Menegakan Kebaikan

Bagikan opini

Sekarang kita uji, apakah pelarangan shalat Jumat sementara di saat ada wabah yang membayakan manusia ini, agar diganti dengan sholat dhuhur, termasuk perintah Allah dan rosul-Nya atau tidak?

Kalau ini termasuk perintah agama, maka mengingkari perintah Ulil Amri untuk mengganti sholat Jumat dengan dzuhur sementara waktu demi kemaslahatan umat, adalah bentuk ketidak-imanan kita terhadap Allah dan rosul-Nya.

Apa kandungan perintah Allah dalam Fatwa ulama dan kebijakan Ulil amri tersebut?

Allah melarang kita melawan bahaya. Allah melarang kita menjaga diri dari kerusakan dan malapetaka. Wa la tulkuu biadikum ila tahlukah. Janganlah kalian menjerumuskan diri ke dalam kebinasaan.

Corona adalah penyakit wabah yang Allah jadikan sebagai tentaranya untuk menguji manusia. Sama halnya air, pasir, api dan lain-lain, virus juga tentara Allah yang mengikuti perintah Allah untuk menguji kita. Virus menjadi bahaya atas ijin Allah.

Seandainya ada badai pasir menerjang kampung kita, apakah kita menghindari bahaya terjangan pasir tersebut atau kita melawannya?

Kaau kita melawannya, tidak mau sembunyi untuk sementara dengan alasan tawakal dan lebih takut Allah daripada pasir, berarti kita dzolim dan bunuh diri. Hukum bunuh diri haram karena kita merusak diri kita.

Kalau kita menghindari bahaya, maka kita beriman karena melaksanakan perintah Allah. Karena sifat bahayanya pasir, karena atas perintah Allah yang wajib kita hindari, maka Allah perintahkan kita untuk menghindarinya.

Nah, sekarang Allah menguji kita melalui wabah virus Corona yang menular dan penyebarannya cepat saat mulai menjangkiti kita. Sifatnya tidak nampak dan berbahaya. Virus ini juga tentara Allah yang berbahaya atas kehendak Allah.

Menyikapi keberadaan virus ini, apakah kita akan melawannya dengan tawakal tanpa berikhtiar untuk menghindarinya dengan alasan lebih takut pada Allah dibanding pada virus?

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini