
“Agenda mendesak yang harus dipecahkan Pemko Padang adalah memperbaiki akses ke semua pemukiman, terutama pemukiman yang dihuni masyarakat berpendapatan menengah kebawah,” ungkap dia.
“Terhadap hal ini, struktur dasar lingkungan hidup seperti sanitasi, gorong-gorong dan pembuangan air bersih harus direncanakan secara matang, sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan masyarakat untuk masa yang akan datang,” tambahnya.
Jika wali kota dan jajaran abai, ungkap Muharlion, salah satu masalah yakni banjir yang telah mencapai ambang mengkhawatirkan --Padang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia, dilalui 5 sungai besar dan 16 sungai kecil serta fkator curah hujan yang tinggi--, akan mudah digenangi air sehingga jadi pemicu banjir.
“Saat ini, Padang tengah menyusun master plan pengendalian banjir. Kita berharap, langkah-langkah kedepan harus terukur dan sistimatis, sehingga persoalan banjir dan genangan bisa kita selesaikan secara baik,” harapnya.

Dalam pidatonya, Muharlon juga menyorot persoalan pelayanan sampah, terlebih masih banyaknya warga yang tidak sadar dengan kebersihan lingkungan. Banyak warga terbiasa membuang sampah sembarangan.
Muharlion juga memberikan catatan penting terkait kemampuan fiskal keuangan Padang tahun 2024-2026. Dimana, pendapatan daerah masih didominasi dana transfer pusat dan provinsi, yang jumlahnya mencapai angka 71 persen. Sementara, pendapatan asli daerah di angka 29 persen atau berada di angka Rp800 miliar sampai Rp1 triliun per tahun.
Dia juga menyoroti penerimaan peserta didik baru yang masih jadi keluhan dan laporan masyarakat ke parlemen.“Bicara pendidikan, tentunya terkait mutu. Tugas kita bersama, menyamakan mutu pendidikan di sekolah negeri dan swasta, sehingga warga tak perlu lagi khawatir dimana anaknya bersekolah,” ungkap Muharlion.
Berbagai persoalan sosial, fiskal dan infrastruktur ini, disampaikan Muharlion tak lepas dari Padang sebagai pusat pendidikan, pusat budaya dan pariwisata, perdagangan dan pelayanan kesehatan.

“Dengan jumlah penduduk mencapai 900 ribuan jiwa, kita mempunyai masalah yang sangat komplek dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan pada masyarakat,” tegasnya.
Editor : Mangindo Kayo