Ia mendorong seluruh pihak yang terlibat untuk mengedepankan semangat kebersamaan dan mencari titik temu demi satu kongres alumni yang sah dan bermartabat.
“Kalau kita gaduh, saling menyalahkan, tidak akan ada keberhasilan. Tapi kalau kita bersatu, semua potensi bisa menjadi kekuatan,” tegasnya.
Mahyeldi juga menyampaikan apresiasi kepada Rektor Unand, Efa Yonnedi PhD serta para pembina seperti Prof Fasli Jalal dan Prof Delfitri, yang telah berupaya mempertemukan dua pihak yang sebelumnya berbeda pandangan terkait pelaksanaan kongres alumni.
“Ini hasil kerja bersama. Kita sudah termasuk dalam 10 besar universitas terbaik di Indonesia. Ke depan, kita ingin Unand lebih baik lagi, lebih berperan, dan alumninya lebih kompak,” ujar Mahyeldi.
Rektor Unand, Efa Yonnedi PhD menegaskan, seluruh warga kampus — baik dosen maupun alumni — memiliki kepentingan yang sama, yaitu menjaga reputasi dan nama baik Universitas Andalas.
“Tidak ada manfaatnya jika kita terus berkonflik. Energi dan waktu akan habis untuk hal yang tidak produktif. Saatnya kita mencari format kongres bersama: satu IKA, satu kongres, satu tujuan,” ungkap Efa.
Ia menyebut, kedua pihak yang sempat berselisih kini telah menunjukkan sikap terbuka dan siap menyesuaikan jadwal kongres.Hal ini dianggap sebagai langkah positif menuju penyatuan IKA Unand yang lebih solid dan kredibel.
Ketua Dewan Pembina, Prof Delfitri menyebut, pertemuan dengan gubernur Sumbar ini, menghasilkan kemajuan signifikan.
Kedua pihak sepakat untuk menyesuaikan jadwal kongres dan menyiapkan kepanitiaan bersama agar agenda penyatuan bisa berjalan lancar.
Editor : Mangindo Kayo