Pacu Jalur di Tepian Narosa, Adu Kuat Otot dan Mantra Adikodrati

×

Pacu Jalur di Tepian Narosa, Adu Kuat Otot dan Mantra Adikodrati

Bagikan berita
Salah seorang anak yang berfungsi sebagai penari saat saat jalur melaju kencang di Festival Pacu Jalur, Kuansing. Peran ketiganya, berbeda-beda. Mereka yakni penari anak pacu, timbo ruang dan tukang onjai. (humas)
Salah seorang anak yang berfungsi sebagai penari saat saat jalur melaju kencang di Festival Pacu Jalur, Kuansing. Peran ketiganya, berbeda-beda. Mereka yakni penari anak pacu, timbo ruang dan tukang onjai. (humas)

Demi menjaga nama baik daerah, ketertiban, keamanan dan kebersihan wajib dijaga. Supaya event ini bisa tetap dilaksanakan dan disaksikan setiap tahunnya.

Bocah di Ujung Sampan

Event tradisional pacu jalur di Tepian Narosa, Kuantan Singingi, Riau kian populer dengan ada bocah menari di ujung jalur.

Sebab, di media sosial ada banyak aksi memparodikan penari bocah hingga pendayung dari luar negeri.

Festival pacu jalur terbilang unik dan menarik. Sebab, ada penari viral di depan jalur yang terlihat asyik bergoyang ketika jalur berpacu.

Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat mengatakan, ada tiga orang yang terlihat menari saat jalur melaju kencang. Peran ketiganya berbeda-beda.

Terdapat sejumlah elemen dalam pacu jalur. Element terdiri dari penari, anak pacu, timbo ruang hingga ke tukang onjai.

"Biasanya bocah penari ini akan menari di depan jalur kalau dia menang atau unggul. Kalau masih berimbang biasanya hanya berayun-ayun saja. Setelah finis dia sujud syukur di ujung perahu," kata Roni.

Lantas, kenapa seorang bocah berdiri di ujung sampan? Pemilihan anak-anak bukan tanpa alasan. Sebab, berat badan anak-anak tergolong ringan. Sehingga posisinya berada di depan jalur.

"Anak-anak kan badannya ringan, ada dewasa di tengah itu untuk memberikan aba-aba juga. Lalu di ujung itu agak dewasa sedikit karena dia akan memberi daya dorong ke jalur namanya onjai," kata Roni.

Editor : Mangindo Kayo
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini