VALORAnews---Para petani Tebu di kawasan Gunung Marapi, tepatnya di Kanagarian Bukik Batabuah Kecamatan Canduang Agam mengeluhkan rendahnya harga jual saka (gula merah) yang jadi produksi andalan bagi lebih 70 persen masyarakat di kawasan tersebut.
"Saat ini, harga jual saka masih rendah,'' ucap Ketua Kelompok Tani Tebu Guguak Pili, Ril, Kamis (10/3/2016).
Idealnya, harga jual saka di pasar sebelum dipasarkan oleh pengecer, kata Ril, minimal sebesar Rp12 ribu perkilo. Sedangkan saat ini, harga saka perkilo masih di bawah ambang standar, yakni sebesar Rp10 ribu.
"Jika harga pasar sebesar Rp12 ribu, kami sudah bisa memainkan uang tersebut. Jika kurang, sulit bagi kami untuk memperluas usaha,'' ujarnya.
Ril memprediksi, harga saka ini akan susah menembus batas ideal karena banyaknya tengkulak sehingga para petani akan sulit mencari keuntungan demi menutupi biaya produksi.
"Tengkulak seenaknya saja memainkan harga, ini yang jadi penyebab harga saka sulit naik ke level ideal,'' tambahnya saat dikunjungi di Pasar Aur Kuning.Permasalahan pun kian bertambah runyam, karena para petani cenderung memasarkan saka secara perorangan sehingga tengkulak leluasa memainkan harga.
"Kami berharap agar harga saka dapat naik lebih tinggi sehingga usaha ini bisa terus dikembangkan,'' harapnya. (cr6)
Editor : Muhammad Zaki