Menurutnya, karya Edi Utama adalah bentukLiving Islam—Islam yang tumbuh dan berinteraksi dengan masyarakat.
“Beliau tidak berdakwah lewat mimbar, tapi lewat karya. Datang ke nagari-nagari, merekam kehidupan dan menunjukkan bahwa Islam masih hidup di Ranah Minang,” tambahnya.
Ia menutup sambutannya dengan harapan agar pameran ini mampu menginspirasi generasi muda untuk menjaga nilai-nilai luhur Minangkabau.
“Mudah-mudahan apa yang dilakukan Bung Edi menjadi dakwah yang membawa kebaikan dan membuka jalan spiritual bagi kita semua.” tutupnya.
Pameran ini tidak sekadar menampilkan benda-benda etnografi sebagai artefak sejarah. Lebih dari itu, ia jadi ruang pertemuan antara masa lalu dan masa kini, antara nilai-nilai luhur leluhur dengan kesadaran generasi pewaris budaya.Melalui naskah kuno, pakaian adat, perlengkapan ibadah, dan simbol-simbol keagamaan, pengunjung diajak memahami perjalanan Islam di Minangkabau.
Islam yang bukan datang untuk menggantikan adat, tetapi menyempurnakannya. (*)
Editor : Mangindo Kayo