Pacu Jalur di Tepian Narosa, Adu Kuat Otot dan Mantra Adikodrati

×

Pacu Jalur di Tepian Narosa, Adu Kuat Otot dan Mantra Adikodrati

Bagikan berita
Salah seorang anak yang berfungsi sebagai penari saat saat jalur melaju kencang di Festival Pacu Jalur, Kuansing. Peran ketiganya, berbeda-beda. Mereka yakni penari anak pacu, timbo ruang dan tukang onjai. (humas)
Salah seorang anak yang berfungsi sebagai penari saat saat jalur melaju kencang di Festival Pacu Jalur, Kuansing. Peran ketiganya, berbeda-beda. Mereka yakni penari anak pacu, timbo ruang dan tukang onjai. (humas)

PEKANBARU (28/8/2023) - Tradisi pacu jalur tak sekadar pertarungan adu pacu cepat di lintasan air, melainkan juga disertai pertarungan praktek magis atau perdukunan.

"Festival Pacu Jalur merupakan hasil budaya dan karya khas yang merupakan perpaduan antara unsur olahraga seni, dan olah batin. Sehingga festival pacu jalur ini menjadi budaya terbaik Indonesia," jelas Sekda Riau, SF Hariyanto, Kamis (24/8/2023).

Boleh percaya boleh tidak, kembali kepada diri masing-masing untuk menyikapinya. Perihal adanya magis di arena pacu jalur selalu menjadi perbincangan saat event dilaksanakan.

Praktik magis atau kegiatan perdukunan tersebut, berlangsung mulai dari awal perencanaan suatu desa atau kampung ingin membuat jalur.

Dalam setiap tahapan-tahapan pembuatan jalur tersebut, peran seorang dukun atau pawang sangat penting demi terlaksananya pembuatan jalur tersebut.

Bahkan, tak jarang masyarakat meyakini bahwa jika dukun dari jalur tersebut terkenal, kuat, hebat maka diyakini jalur tersebut akan memperoleh kemenangan dalam lomba pacu jalur.

193 Perahu

Otot dan urat lengan pemuda-pemuda berpacu mendayung sampan di permukaan air. Tak peduli lelah, apalagi menyerah. Keringat bercucuran membasahi sekujur tubuh puluhan generasi penerus bangsa.

Seorang bocah menari di ujung sampan, diikuti kekuatan puluhan pemuda yang mendayung. Pikiran dan tenaga berkolaborasi demi mencapai garis finish Sungai Kuantan.

Tentunya, doa ibu sangat berperan dalam mengarungi Tepian Narosa. Konon, tak sedikit yang mengandalkan mantra adikodrati dari dukun kampung yang memantau jalannya pacu jalur.

Editor : Mangindo Kayo
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini