Di satu sisi harus profesional di tempat kerja, sementara di sisi lain dituntut menjaga peran sebagai istri dan ibu di rumah.
Ketegangan peran ini kerap menjadi pemicu disharmoni rumah tangga.
Wali Kota Padang, Fadly Amran, menilai peningkatan angka perceraian menjadi cermin rapuhnya ketahanan keluarga ASN.
“Keluarga yang tidak harmonis akan berpengaruh terhadap kinerja dan kondisi psikologis anak. Karena itu, ASN harus bisa menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan rumah tangga,” pesannya.
Pemerintah Kota Padang bersama Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI) Cabang Padang kini mulai gencar melakukan sosialisasi ketahanan keluarga.
Dalam kegiatan tersebut, APRI memperkenalkan aplikasi konseling digital “Samara”, yang dirancang untuk membantu pasangan mencari solusi sebelum konflik berujung perceraian.
“Masalahnya, banyak pasangan datang berkonsultasi setelah konflik mencapai puncak. Padahal, penyelesaian akan lebih mudah jika dilakukan sejak awal,” ujar Taufik Zulfahmi, pengurus APRI Cabang Padang.Ia juga menyoroti meningkatnya jumlah perempuan yang mengajukan cerai sebagai refleksi perubahan sosial.
“Secara agama, perceraian bukan solusi utama. Tapi fenomena ini menunjukkan ada tekanan dan ketimpangan dalam rumah tangga yang perlu kita pahami secara lebih dalam,” tambahnya.
Data dari BPS menunjukkan bahwa tren perceraian di Kota Padang terus meningkat dalam satu dekade terakhir, bahkan sempat mencapai 1.527 kasus pada 2021, angka tertinggi dalam 13 tahun terakhir.
Editor : Pariyadi Saputra