Tahapannya dibagi dalam tiga bagian. Yaitu, jangka pendek dimana tahap ini merupakan tahap peluncuran. Kemudian, tanaman herbal yang siap dikunjungi dan tersedianya klinik herbal yang dilengkapi dengan tenaga medis terlatih.
Untuk jangka menengah adalah sebagai destinasi wisata herbal Mentawai, etalase tanaman herbal endemik, juga merupakan lokasi riset bagi para peneliti, mahasiswa, pelajar dan pihak swasta serta juga sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Sementara, program jangka panjangnya adalah sebagai laboratorium tanaman herbal endemik Mentawai di Indonesia. Menghasilkan produk pengobatan berbasis tanaman herbal Mentawai yang bersertifikasi.
"Dengan adanya program wisata herbal ini, para wisatawan tak lagi sekadar menikmati ombak dan laut Mentawai, tapi juga bisa mengetahui dan menikmati hasil alam dari tumbuhan yang tumbuh di hutan atau ladang masyarakat," ungkap Desti.Desti berharap, wisata herbal ini kedepannya dapat berkembang dan menjadi salah satu destinasi andalan bagi bumi Sikerei. (*)
Editor : Mangindo Kayo