"Di Ampang Gadang, di masa itu, ada seorang panglima Perang Padri, Tuanku Nan Biru, yang saat ini diabadikan sebagai nama lapangan bola kaki di Nagari Tujuah Koto Talago," ungkap Dt Parpatiah.
Pendapat Dt Parpatiah, masjid tuo Ampang Gadang ini dulunya merupakan basis kekuatan perlawanan kaum Padri terhadap kolonial Hindia Belanda, selain juga pengembangan Islam di Sumatera Barat bagian timur Kabupaten Limapuluh Kota.
"Masjid Tuo Ampang Gadang merupakan salah bukti, jejak-jejak dari perjuangan Tuanku Imam Bonjol, dimana dimasjid tuo tempat berkumpul orang-orang shalih yang taat menjalankan amalan agama Islam," ungkapnya.
Dt Parpatih juga sampaikan rasa prihatinnya, atas kondisi Masjid Tuo Ampang Gadang saat ini. Dimana, kondisinya dalam keadaan rusak berat, butuh perhatian semua pihak untuk melestarikannya.
"Masjid ini merupakan salah satu saksi sejarah perkembangan Islam di Minangkabau, yang juga salah satu titik riwayat perjuangan perlawanan masyarakat Sumbar melawan kolonial Hindia Belanda di masa Perang Padri. Tentulah, perlu dilestarikan untuk diketahui generasi ke generasi," ujarnya.Atas paparan Dt Parpatiah ini, Supardi bertekad untuk berkontribusi aktifl dalam melestarikan peninggalan sejarah ini.
"Kita jangan lupa sejarah. Ini harus kita lestarikan, agar kedepan anak-cucu kita bisa merasakan bagaimana Islam dan pejuangnya mempertahankan negri ini, melalui masjid-masjid dan dakwah," tegas Supardi. (*)
Editor : Mangindo Kayo