“Setelah mendengar berbagai masukan, kita sepakat menata kembali Pasar Padang Lua dan melanjutkan pembangunan bypass. Dengan kolaborasi yang kuat, Insya Allah masalah ini bisa kita atasi bersama,” ujar Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, seusai rapat.
Rapat itu dihadiri Bupati Agam Benni Warlis, perwakilan Balai Jalan, Balai MCKTR, kepala OPD, serta camat dan wali nagari.
Setelah bertahun-tahun macet dianggap sebagai nasib, kini muncul tekad bersama untuk menertibkan ruang publik yang sesak oleh kegiatan ekonomi informal.
Tekanan di Ruang Sempit
Kawasan Padang Lua adalah gambaran klasik tentang bagaimana pertumbuhan ekonomi rakyat sering berbenturan dengan keterbatasan ruang fisik.
Pasar tumbuh tanpa perencanaan, jalan raya berubah fungsi menjadi lapak, dan batas antara trotoar serta bahu jalan lenyap oleh kebutuhan hidup.
“Revitalisasi pasar penting untuk jangka pendek, sementara bypass jadi solusi jangka panjang agar arus transportasi lebih lancar,” kata Bupati Agam Benni Warlis.Pemerintah berencana menata ulang lapak-lapak yang kini menjorok ke jalan, membangun area parkir baru, serta merelokasi sebagian pedagang ke zona yang lebih aman.
Namun, bagi warga Padang Lua, pasar bukan sekadar tempat berdagang. Ia adalah jantung sosial, ruang bertemu dan bercakap, simbol kemandirian ekonomi lokal.
“Pasar ini sudah jadi bagian hidup kami. Kalau ditata, jangan sampai kami kehilangan pembeli,” kata Yulidar, pedagang cabai yang sudah berjualan sejak 1998.